Siaran TV Digital (Bahasa Indonesia) 

DzEN/DzEN @ 2 August 2021 

Si-Modi

Only Available in Indonesian (Bahasa Indonesia) as a greeter era digital television in Indonesia

TV Digital?

TV digital adalah siaran seperti TV biasa tapi dapat menerima modulasi/sistem sinyal baru, dimana formatnya berupa sistem biner (Angka nol dan satu) untuk mengirimkan data, gambar dan suara ke televisi di rumah. Dibandingkan sistem TV lama yang berupa gelombang Analog, yang tinggi rendahnya gelombang bervariasi(nilainya tidak tetap) jadi kalau semakin jauh dari pemancar/relay atau ada gangguan alam seperti hujan atau gangguan dari pemancar lain yang mempunyai frekuensi yang sama akan mengakibatkan gambar berbayang, tidak jelas (tidak jernih), atau gambar ‘bersemut’. Tapi dalam sistem digital tidak akan mengalami hal tersebut, karena digital hanya mengenal sistem biner yaitu nol dan satu atau ada dan tidak ada; maka efek berbayang, gambar tidak jernih, bahkan gambar yang bersemut tidak akan ada, selama kita mendapapatkan sinyal dari pemancar. Kalau tidak dapat sinyal sama sekali barulah benar-benar hilang/blank/kosong. Dan dengan sistem digital seperti ini gambar yang diterima bisa memiliki resolusi tinggi (High Definition/HD). Bisa disamakan kualitas siaran TV digital ini baik gambar ataupun suara setara dengan TV berlanganan seperti TV satelit dan IP-TV. Pengiriman data/video dalam TV digital secara sederhana dilakukan dengan menerima siaran dari satelit menggunakan parabola dan alat penerima siaran satelit atau perantara lain seperti kabel atau sinyal radio/radiasi (biasanya digunakan untuk stasiun pancar-ulang atau relay di daerah atau stasiun televisi yang dimana studio dan pemancarnya terpisah), kemudian encoding dan compression (pengubahan data menjadi digital dan memampatkan/memadatkan/kompres data sehingga data yang dikirimkan menjadi lebih kecil dari ukuran aslinya), lalu memancarkannya menggunakan antena-antena yang berada dimenara pemancar, lalu sinyal merambat melalui medium udara, setelah itu antena dirumah mengambil sinyal-sinyal yang ada di udara dan meneruskannya ke alat penerima dan atau televisi, kemudian alat penerima dan atau televisi men-decode (merubah data/video yang dipadatkan tadi menjadi data awal/semula), lalu menampilkannya pada layar televisi.

Sejarah Analog dan Program TV

Sudah hampir 60 tahun (2021, pada saat artikel ini dibuat) TVRI yang perupakan stasiun televisi pertama di Indonesia mengudara uantuk menyiarkan ajang Asian Games IV (Asian Games ke-4 tahun 1962) yang sebagai tanda mengudaranya televisi Indonesia kemudian sistem analog berwarna dikenalkan pada tahun 1979 untuk menggantikan televisi dengan sistem siaran Hitam-Putih. Indonesia mengadopsi sistem siaran berwarna dengan standar siaran modulasi Analog-Eropa(PAL-BG), dan sekarang ini penggunaan frekuensinya sudah penuh sesak karena banyak bermunculan stasiun televisi-televisi baru yang akhirnya memenuhi langit Indonesia. Karena sistem analog ini hanya bisa diisi satu program dalam satu frekuensi, apalagi setiap satu channel/kanal frekuensi ini lebarnya 8 MHz ditambah lagi untuk spacing antar kanal agar tidak saling menganggu satu dengan lainnya maka kira-kira dalam satu dareah maksimum ada 20 channel/program/saluran TV UHF (perhitungan dengan cara “(62-22)/2=20” → 62 Channel maksimum UHF, 22 Channel minimum UHF, dibagi 2 untuk spacing) itupun kalau daerahnya benar-benar tidak ada gangguan frekuensi yang sama dengan daerah sekitarnya, kalau ada 20 channel/program tersebut bisa kurang. Dalam sistem TV Digital satu ini dalam satu frekuensi bisa diisi hingga 12 program/saluran TV dalam satu frekuensi, jadi sekiranya kalo tidak ada gangguan dari daerah lain bisa ada 156 program (perhitungan dengan cara “((48-22)/2)×12=156” → 48 Channel maksium UHF (700MHz keatas akan digunakan untuk jaringan telepon), 22 channel minimum UHF, dibagi 2 untuk spacing, dikali 12 untuk banyaknya program dalam satu frekuensi/channel[1]), banyak bukan? tapi tidak akan sebanyak itu, tiap daerah akan diberi porsi 6 channel/kanal saja, jadi setidaknya ada 72 saluran/program TV(6×12=72) maksimum. 72 program TV sudah lebih dari cukup, dibandingkan dengan Analog yang hanya 22 program/channel. (catatan: TV digital Indonesia sepenuhnya menggunakan gelombang UHF, VHF? Tidak ada catatan atau informasi penggunaan gelombang VHF dalam digitalisai Televisi dan kemungkinan tidak akan ada)

Standar Digital Indonesia

Ada banyak standar dari sistem TV digital yang dikenalkan, yaitu; ATSC dikembangkan Amerika, DTMB dikembangkan Tiongkok, ISDB dikembangkan Jepang, dan DVB dikembangkan Eropa. Di Indonesia sendiri memilih sistem siaran digital dikembangkan Eropa yaitu DVB. Untuk siaran yang berbasis antena menggunakan sistem DVB-T2. DVB-T2 sendiri merupakan sistem TV digital terestrial generasi ke-2 yang telah disempurnakan dibanding generasi sebelumnya yang dikeluarkan tahun 1997-an. Awas jangan keliru dengan DVB lainnya ya, sebab standar DVB ini ada banyak macamnya juga ada DVB-C untuk TV kabel langganan (1stmedia contohnya), standar DVB-S atau DVB-S2 untuk TV satelit/parabola, dan DVB-T ini standar lama dan sudah tidak dipakai di Indonesia. Jadi jangan sampai salah membeli! Pilih yang berspesifikasi DVB-T2! Konten siaran TV Digital

Digital? Satelit? Streaming?

Bukan, bukan.. TV digital yang dimaksud disini bukan digital satelit atau streaming ataupun juga paket channel bundling dari paket Penyedia Internet berkabel, walau memang semuanya itu menggunakan sistem digital dalam transmisinya/pengirimannya. TV digital sekali lagi seperti TV yang Anda tonton selama ini, hanya saja TV digital menggunakan teknologi sinyal digital terkini, dan tetap transmisinya/pengirimannya melalui medium udara. Karena menggunakan teknologi digital terkini maka sistem lama yang merupakan sistem penyiaran TV analog tidak akan kompatibel/sesuai dengan sistem digital. Sekali lagi perbedaan TV digital dengan TV lama (Analog) itu hanya berbeda saat pengiriman dan penerimaan data dari stasiun transmisi/MUX/relay ke TV penontonnya yang sebelumnya pada TV lama menggunakan sistem analog PAL, sekarang menggunakan sistem digital DVB. Cara Pancar TV Digital Cara Pancar TV Digital v2

Digital? Buffering?

Tentu Tidak. Walaupun ini menggunakan sistem digital sama seperti teknologi internet dan data. TV digital tidak mengenal kata buffering dalam transmisinya dan penayangannya, hanya saja untuk berpindah stasiun tv mungkin membutuhkan jeda waktu beberapa detik untuk proses dekoding video. Lagipula sistem penyiaran televisi lebih simpel dibandingkan dengan sistem dalam jaringan internet. Karena, TV digital merupakan media komunikasi yang hanya mengirimkan data berupa Suara dan Gambar (Video) dan beberapa informasi kecil lain, dibandingkan dengan arus komunikasi dalam jaringan internet yang kompleks.

TV Terestrial Apa itu?

Televisi Terestrial secara sederhananya adalah siaran televisi yang bisa ditangkap menggunakan antena biasa, tidak melibatkan satelit atau kabel dari penyedia layanan televisi untuk penerimaan permisanya. Hanya dengan melibatkan gelombang radio diudara menggunakan frekuensi VHF/UHF sebagai medium pengantarannya ke TV.

Apakah TV Digital Terestrial ada biaya?

Tentu saja tidak ada biaya untuk menontonnya, sekali lagi TV Digital ini sama seperti TV biasa (Analog). TV Digital perbedaannya terletak sistem sinyalnya. TV Digital itu bukan siaran TV melalui media kabel, parabola/satelit ataupun TV yang menggunakan koneksi jaringan internet (IPTV/Streaming), yang mengharuskan Anda berlangganan dengan biaya berjangka baik bulanan ataupun tahunan untuk mendapatkan konten secara maksimal atau membutuhkan paket data atau pulsa untuk mengaksesnya. Pada sistem TV digital ini lebih baik dibanding sistem pada TV analog. Gambar yang diterima pun lebih Bersih bisa menyiarkan gambar HD[10], suaranya Jernih tidak aka kemeresek karena kurang sinyal[10], berkat teknologinya yang Canggih yang dapat memaksimalkan bandwith frekuensi[1]. Hanya saja kalau untuk membeli alat tambahan akan dikenakan biaya (kalau TV Anda tidak support), itupun biaya hanya diawal saja sebagai pembelian alat penerima, untuk menonton TV Digital FTA alias Free To Air tentunya gratis tanpa biaya berlangganan.

TV saya sudah LCD/LED, termasuk TV digital Terestrial?

Belum tentuTV Digital”. Anda bisa mengecek spesifikasi pada buku petunjuk atau manual penggunaan atau bisa juga cek di dus TV Anda adakah tulisan atau label ataupun ada Logo DVB-T2, Modi, dan atau Siap Digital ataupun juga bisa dicek pada menu pencarian di-TV Anda apakah ada tulisan atau menu Pencarian DTV(Pencarian Digital TV)? DVB-T2 Logo Siap Digital Logo Gambar Si-Modi Maskot TV Digital Indonesia

Apa saya perlu beli antena baru?

Tidak perlu, Anda bisa menggunakan antena yang telah anda gunakan pada televisi Anda selama ini (Lebih spesifiknya Antena UHF). Tapi jika dirasa antena anda sudah lama dan usang apa salahnya untuk segera untuk diganti.

Antena saya ××-Digital, jadi bisa dapat acara dari TV digital Terestrial?

Jawabannya Tidak. Antena digital saja tidak bisa menayangkan siaran TV digital, karena tetap saja yang merubah gelombang sinyal ke gambar dan suara itu ada dibagian televisinya(dalam hal ini pada perangkat penerima sinyalnya atau turner). Antena hanya sebagai alat penangkap gelombang yang ada diudara/langit lalu mentransfernya ke televisi yang ada dirumah(Tidak peduli sinyal itu berupa Analog ataukah Digital antena hanya menangkap sinyal tersebut kemudian mentransernya ke televisi). Jadi jika Anda menemukan label “4K Ultra HD Digital TV Antena”, “Digital Antenna”, “FULL HD Digital Antenna” Tidak serta-merta Anda bisa menangkap tayangan TV digital, Sekali lagi pada dasarnya semua antena itu sama yaitu menangkap radiasi/gelombang radio yang ada diudara/langit disekitar Anda dan memang beberapa antena dirancang dengan kepekaan terhadap sinyal atau gelombang radio yang tinggi, biasa ditandai dengan panjangnya antena, serta banyaknya jari-jari kecil/pendek pada antena (Untuk lebih jelas terhadap masalah teknis antena ini lebih baik konsultasi dengan orang disekitar Anda yang ahli dibidang itu). Karena itu semua kembali lagi kepada alat yang dipakai atau dalam hal ini televisi yang Anda gunakan apa bisa menangkap sinyal DVB-T2.

TV saya hanya analog, cara dapat siaran digital terestrial gimana?

Untuk membuat TV lama anda bisa bernafas lebih lama (daripada tidak terpakai), Anda bisa membeli Set Top Box/Dekoder Digital DVB-T2 dengan harga yang bervariasi mulai dari 100ribuan hingga 700ribuan (Lebih baik beli yang ada Rekomendasi dari Kominfo). Set Top Box ini berguna untuk merubah atau mengkonversi (Decoding) sinyal Digital DVB-T2 yang ada disekitar area Anda menjadi sinyal/data yang dapat diterima di TV lama Anda melalui AV atau bahkan HDMI. Jika Anda ragu dan agar tidak salah membeli: pertama tanyakan pada penjual “Apakah ini dekoder/STB TV digital”, kedua lihat bagian dusnya apakah ada ciri-ciri STB digital seperti pada pembahasan “TV saya sudah LCD/LED, termasuk TV digital?”, ketiga lihat pada RF IN/Antena IN apakah colokannya seperti pada colokan antena TV Anda (Ada juga STB/dekoder yang memakai konektor tipe F, lebih baik dihindari agar gak perlu membeli konverter atau malah salah membeli produk), keempat Pilihlah STB yang memiliki garansi resmi dan atau lebih baik merk/produk yang Anda beli punya service center terdekat disekitar Anda.

Cara pasang STB ke TV

Jika anda memilih untuk membeli STB, untuk cara pemasangannya sangat mudah sekali! Tinggal colok antena TV lama Anda ke STB dan colok juga port yang kompatibel dengan TV Anda. Misalnya TV Anda memiliki input berupa AV/RCA, Anda tinggal mencolokkannya sesuai dengan warna dari konektor dan lubang AV/RCAnya(Merah dengan Merah, Jingga dengan Jingga, dan Putih dengan Putih) jika cuma ada Jingga dan Putih (Televisi dengan Audio Mono atau Kanan-Kiri sama)? Sesuaikan saja. Ada HDMI? Justru itu lebih baik, karena Anda bisa dapat menikmati resolusi HD yang terbaik(dibanding dengan AV akan diturunkan ke resolusi PAL 576i/NTSC 480i). Setelah dicolokkan kemudian di TV ubah ke input AV/HDMI sesuai dengan yang Anda pasang. Tips: Untuk yang memakai HDMI atur resolusi ke 720p-60Hz terlebih dahulu, karena ada beberapa TV/Monitor yang tidak mendukung selain resolusi layar tersebut dan mengakibatkan tulisan pesan “Out Of Range”. Setelah semua pengaturan awal selesai baru Anda bisa menggantinya dengan resolusi yang lebih tinggi/sesuai dengan keinginan; Untuk pengguna AV/TV Tabung gunakan PAL/576i-50Hz agar gambar yang dihasilkan lebih tajam, dan sesuai dengan format refresh rate video yang digunakan di televisi Indonesia jika tidak gambar akan menjadi buram bahkan hanya Hitam-Putih. (Ada beberapa STB yang mendukung diantaranya “Video Component YPbPr” dan “S-Video” tapi tidak akan dibahas disini karena hanya mendukung gambar saja)[11].

Jangkauan sinyal TV Digital Terestrial

Anda bisa megunduh aplikasi “sinyalTVdigital” untuk referensi ketersediaan program TV yang tersedia disekitar Anda (catatan: ada kemungkinan program TV yang tertampil lebih/kurang dari aplikasi). Aplikasi ini membantu Anda untuk mengecek kekuatan sinyal di area anda, membantu juga untuk pengarahan antena agar mendapat sinyal yang lebih baik lagi. atau Anda bisa mengunjungi web Dashboard ini. Pemancar TV VIVA Group dan Pemancar Radio FM RRI WERU-CIREBON Jika melihat jenis antena seperti ini pada menara yaitu dengan panel antena yang lebar dan besar dengan bentuk trapesium, maka kemungkinan besar itu adalah pemancar dari sebuah televisi, tapi belum tentu pemancar Televisi Digital, untuk itu silahkan unduh aplikasi “sinyalTVdigital” sebagai referennsinya (kiri merupakan pemancar Televisi dan sebelah kanan adalah Pemancar FM dari stasiun RRI).

Urgensi Beralih ke TV Digital Terestrial

Sudah banyak Negara dibelahan dunia ini sudah migrasi dari televisi dengan siaran terestrial Analog ke siaran terestrial digital. Seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Negara-negara Eropa, Jepang, bahkan Negara-negara ASEAN sudah banyak yang migrasi ke televisi digital. Seperti Singapura, Malaysa dan Brunei Darussalam. Untuk itu Indonesia bisa diharapkan tepat waktu untuk menyelesaikan perpindahan ini dimana batasnya 17 Agustus 2023. Digitalisasi ITU dan dunia

Jadwal ASO (Analog Switch Off)[2]

Semua stasiun Televisi di Indonesia akan segera dimatikan. Untuk beberapa wilayah Indonesia yaitu JABODETABEK dan 173 kabupaten atau kota lainnya, semua stasiun TV analog sudah berhenti total pada 2 November 2022, dan dipastikan tidak ada TV Analog yang bersiaran lagi. Untuk sisanya 292 Kota lain akan menyusul, sesuai kesiapan wilayahnya masing-masing hingga batas akhir yang ditetapkan Kominfo yaitu pada 17 Agustus 2023. Untuk Wilayah Cirebon dan Kuiningan sudah diinfokan bahwa akan dilakukan segera dilakukan ASO. Silahkan persiapkan perangkat televisi Anda dengan perangkat penerima siaran Televisi Digital.

Untuk lebih lengkapnya bisa Anda lihat di-Wikipedia, atau grup dibawah ini.

Channel/Program di-TV saya kok’ semakin sedikit (Analog)?

Kemungkinan besar stasiun televisi tersebut sudah switch off analog mereka atau menurunkan daya pemancar mereka. Jika switch off mungkin program mereka sudah dan hanya tersedia di jalur Digital TV(DVB-T2). Walau jadwal dari Kominfo sudah ditetapkan, tapi mungkin karena beban pemancar atau bisa dari izin operasional berakhir atau mungkin pengosongan kanal mereka untuk digunakan pada jalur digital, akhirnya di rendahkanlah daya pemancar mereka lebih awal atau mematikan siaran Analog mereka lebih awal (Switch off dini atau ASO Mandiri) dari rencana/jadwal Kominfo. Memang pada dasarnya jadwal dari Kominfo itu adalah tanggal paling akhir/batas akhir untuk analog mengudara di tempat tersebut. Jadwal Analog aktif dari kominfo hingga 17 Agustus 2023.

QAM, QPSK apa itu?

QAM, QPSK adalah jenis modulasi yang termasuk didalam keluarga modulasi OFDM dipakai dalam transmisi sinyal digital. dimana data transmisi sinyal tersebut dikodekan dalam koordinat angka-angka biner. berikut contoh dari modulasi-modulasinya yang dipakai dalam sistem DVB-T2[12]: Modulasi QPSK-QAM Dari gambar tersebut maka bisa kita lihat bahwa semakin besar nilai modulasinya maka semakin banyak titik koordinat dan penyimbolan datanya, maka dari itu semakin banyak makan semakin besar bandwidthnya. Namun semakin banyak penyimbolan data maka akan semakin rentan juga datanya dengan gangguan derau atau noise yang ada dilingkungan sekitar.

  • Pada gambar dibawah ini adalah contoh diagram konstelasi dari 16QAM (Kiri) dan 64QAM (Kanan) 16QAM-64QAM DATA

  • Pada gambar dibawah ini adalah contoh diagram konstelasi dari 256QAM (Kiri) dan 64QAM (Kanan) 256QAM-64QAM DATA

Tabel Konversi nomor kanal ke Frekuensi (MHz)

VHF MHz VHF MHz
5 175 9 203
6 182 10 210
7 189 11 217
8 196 12 224
UHF MHz UHF MHz UHF MHz UHF MHz
22 482 33 570 44 658 55 746
23 490 34 578 45 666 56 754
24 498 35 586 46 674 57 762
25 506 36 594 47 682 58 770
26 514 37 602 48 690 59 778
27 522 38 610 49 698 60 786
28 530 39 618 50 706 61 794
29 538 40 626 51 714 62 802
30 546 41 634 52 722 - -
31 554 42 642 53 730 - -
32 562 43 650 54 738 - -

Saluran TV Digital wilayah JABAR-3 (Cirebon)

Ini adalah daftar stasiun televisi yang berhasil dipantau khusus untuk daerah Cirebon. Harap segera persiapkan perngkat televisi digital Anda karena Televisi Analog di wilayah 3-Jawa Barat (Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan) akan Segera dimatikan. Jadi bersiaplah! Semua stasiun televisi swasta sudah mengakhiri siarannya pada Agustus 2023 wilayah Jawa Barat-3. Siaran analog telah dihentikan dan hanya bersiaran menggunakan sistem Digital DVB-T2.

Sudah Digital (6 MUX/26 Program) di wilayah JABAR-3[4]:

Frekuensi Provider/Penyedia Konten Staisun TV Lokasi Pemancar
538MHz/29UHF LPP TVRI TVRI Nasional, TVRI Jawa Barat, TVRI World, TVRI Sport, Sin Po TV Gunung Jati
562MHz/32UHF MEDIA Group METRO TV, NTV / Magna TV[15], BN Channel, RTV, NET. Pasawahan
586MHz/35UHF VIVA/Bakrie ANTV, TV One, RCTV (Radar Cirebon Televisi), VTV Padaherang
610MHz/38UHF EMTEK/SCM SCTV, INDOSIAR, Moji, Mentari TV Padaherang
634MHz/41UHF TRANSMEDIA TRANS TV, TRANS 7, CNN ID, CNBC ID, Garuda TV, Caruban TV Pasawahan
658MHz/44UHF MNC GROUP MNC TV, RCTI, GTV, iNews Pasawahan

Sudah/Akan ASO (Analouge Switch Off) yang sebelumnya Ada analog dan sudah tersedia digital di JABAR-3[13]:

Stasiun Televisi Kanal Analog Tanggal ASO Kanal Digital LCN
RCTV (Radar Cirebon TV) 34UHF Sudah ASO pada 02 November 2022 35 UHF -
Indosiar 46UHF Sudah ASO pada 30 Juni 2023 pukul 24:00 37UHF 24
SCTV 36UHF Sudah ASO pada 30 Juni 2023 pukul 24:00 37UHF 23
TRANS 7 50UHF Sudah ASO pada 30 Juni 2023 pukul 24:00 41UHF 21
TRANS TV 62UHF Sudah ASO pada 30 Juni 2023 pukul 24:00 41UHF 20
RTV 40UHF Sudah ASO pada 20 Juli 2023 pukul 24:00 32UHF -
ANTV 42UHF Sudah ASO pada 20 Juli 2023 pukul 24:00 35UHF 26
RCTI 38UHF Sudah ASO pada 21 Juli 2023 pukul 24:00 44UHF 28
MNCTV 44UHF Sudah ASO pada 21 Juli 2023 pukul 24:00 44UHF 29
iNews 60UHF Sudah ASO pada 21 Juli 2023 pukul 24:00 44UHF 31
NET. 23UHF Sudah ASO pada 30 Juli 2023 pukul 24:00 32UHF 19

Belum Digital, Pernah Bersiaran, atau terindikasi ada rencana hadir di JABAR-3[5]:

  • Kompas TV (?MHz/?UHF): → Belum terkonfirmasi[6]
  • BTV (586MHz/35UHF): → Segera Pertengahan Tahun 2024 ?[7]

Daftar Saluran dan Nomor Saluran Virtual atau LCN stasiun TV Digital:

  • 1 TVRI Nasional[9]
  • 2 TVRI Jawa Barat[9]
  • 3 TVRI World[9]
  • 4 TVRI Sport[9]
  • 6 Sin Po TV[9]
  • 19 NET. SD
  • 20 TRANS TV HD
  • 21 TRANS 7 HD
  • 22 Metro TV HD
  • 23 SCTV HD
  • 24 INDOSIAR HD
  • 25 RTV HD
  • 26 ANTV HD[9]
  • 27 TV One HD[9]
  • 28 RCTI HD
  • 29 MNCTV HD
  • 30 GTV HD
  • 31 iNews HD
  • 40 CNN INDONESIA HD
  • 41 CNBC INDONESIA HD
  • 100 NusantaraTV / MAGNA TV[15]
  • 101 BN Channel
  • 123 Moji
  • 124 Mentari TV
  • [?] VTV[9][14]
  • [?] Radar Cirebon Televisi (RCTV)[9][14]
  • [?] Caruban TV[14]
  • [?] Garuda TV[14]

Lokasi Pemancar/MUX: ¹Kuningan, Pasawahan; ²Kuningan, Padaherang; ³Cirebon, Gunung Jati. Lokasi MUX berdasarkan link ini atau link ini atau yang ini. Informasi teknis lebih tentang MUX di Cirebon bisa kunjungi ini.

Forum/Tanya-Jawab/informasi lebih lanjut/teknis?

Anda bisa ikut bergabung di-grup TV Digital (Facebook+Telegram):

Atau Anda bisa menghubungi/mengunjugi situs kementrian terkait di:

Informasi Teknis dan Hukum:

Referensi


#TV Digital Bersih, Jernih, Canggih!

[1] Banyaknya program yang dimuat dalam satu kanal tergantung pada lebar bandwidth/banyak data yang tersedia pada mux dan pembagian bandwidth pada program televisi. (bandwidth dalam satuan laju data, bukan lebar frekuensi. Minimum lebar laju data dalam satu channel (8MHz UHF): 33Mbps; Siaran SD maksimum: 2,5Mbps; Siaran HD maksimum: 6Mbps)

[2] Informasi: (06-08-2021) Jadwal Penghentian Analog yang awalnya dimulai 17 Agustus 2021 ditunda hingga 30 April 2022 karena pandemi COVID-19. Tapi, mungkin beberapa stasiun TV akan ASO sebelum tanggal yang ditentukan. Jadwal pastinya direncanakan pada 17 Agustus 2023 ASO Total di seluruh wilayah Indonesia

[3] Tahap satu ASO sudah dimulai, tidak semua daerah serentak ASO. Akan dilakukan ASO total segera setelah 02 November 2022. Untuk wilayah Jabar-3 akan dilakukan segera, dan mulai pukul 24:00 tanggal 30 Juni 2023 beberapa stasiun Televisi menghentikan siaran analognya (Transmedia dan EMTEK).

[4] Huruf yang dicetak tebal pada bagian “Saluran TV Digital wilayah JABAR-3” merupakan penyedia Multiplex/MUX atau bekas pemancar stasiun TV wilayah tersebut.

[5] Kemungkinan akan sewa MUX ××× → berdasarkan data di-wilayah lain untuk program televisi tersebut

[6] Untuk KompasTV sepertinya hanya kabar angin saja. Keterterikan siaran kurang pada wilayah JABAR-3.

[7] Untuk BTV/BeritaSatu kabarnya akan aktif dibeberapa wilayah dan akan menjadi penyewa Multiplexer. Untuk sewa mux mana masih belum diketahui, dan sekarang data di BTV Coverage untuk wilayah JABAR-3 Menghilang dari daftarBTV Coverage [^wikipedia](https://id.wikipedia.org/wiki/BTV_Cirebon)

[8] Untuk VTV kemungkinan akan aktif karena VIVA memiliki MUX-nya sendiri di JABAR-3, tapi prioritas rendah karena sebelumnya tidak ada saluran televisi tersebut. Mungkin hanya kabar angin juga.

[9] Unuk Stasiun TV ini hanya sebagian wilayah saja yang tertangkap. Banyak wilayah yang melaporkan bahwa stasiun TV dari MUX ini masih lemah sinyal atau terkena inteverensi dari wilayah lain mengakibatkan penangkapan siaran tidak maksimal dan bahkan beberapa wilayah tidak tertangkap sama sekali.

[10] Bersih dan Jernih jika Kualitas sinyal yang diterima diatas 60% untuk Siaran HD, dan 40% Siaran SD juga Bit Error Rate yang tidak banyak. Jika dibawah angka tersebut maka penerimaan akan seperti CD/DVD Rusak. Kalau terjadi seperti demikian coba ubah arah antena kemudian hadpkan kearah pemancar MUX yang dituju atau gantilah peralatan penerima. Jika bingung mintalah bantuan dari teknisi terdekat.

[11] Opini Penulis: Seharusnya Standar STB itu ada 2 output, yakni: RF Out dan HDMI. Kenapa RF Out? kebanyakan TV jadul tidak punya AV/RCA dan sangat mengandalkan Antena, jadi seharusnya wajib ada RF Out. Seminimal mungkin Hanya ada keluaran dari RF Out VHF dan HDMI saja, AV oposional (Tidak Semua TV Bisa AV, tapi semua TV bisa RF. dan untuk menikmati Resolusi Tinggi pakai HDMI).

[12] Gambar tersebut merupakan gambar moduliasi yang biasanya dipakai dalam jaringan. dalam siaran TV dengan DVB-T2 akan dimiringkan atau diputar modulasinya searah jarum jam.

[13] Seluruh siaran Analog di Jawa Barat-3 telah beralih ke siaran digital. silahkan gunakan perangkat digital Anda. Jika belum digital, silahkan lengkapi TV Anda dengan SET TOP BOX DVB-T2 untuk menikmati tayangan kesayangan Anda.

[14] Saat ini LCN atau Saluran Virtual pada stasiun TV ini tidak atau belum terkonfigurasi sesuai dengan data yang ada. Maka, stasiun TV tersebut akan ditempatkan secara otomatis oleh perangkat penerima pada nomor saluran virtual lebihan.

[15] Saat ini stasiun televisi Nusantara TV (NTV) disiarkan melalui Magna Channel. dan Siaran magna Channel tidak dapat disaksikan pada Jabar-3 secara terestrial.

^(Diperbarui 24 Agustus 2024)